Setiap kata petani disebut, orang berekspektasi bahwa pekerjaan itu merupakan pekerjaan milik kelas menengah ke bawah. Jadi saat banyak orang hebat datang dari orang tua petani, dunia terpana dan bertanya, “Bagaimana bisa?”– maksudnya mereferensi garis keturunan.
Lain lagi dengan Abang. DIa bilang petani itu bukan dari kelas menengah ke bawah. Kalau yang menengah ke bawah itu buruh tani, katanya. Lalu aku sadar kalau bahasan ini tidak bisa dibilang bahasan yang adil untuknya. Abang seorang buruh tani, dan kami dibilang orang dari kelas menengah ke bawah.
Kokoh tempat kami biasa menggadaikan emas berkata lain pula. Dari sekian banyak opini, aku memegang pendapat Kokoh, karena menurutku paling masuk akal. Katanya, orang bijak tidak memandang asal usul orang hebat. Kalau sudah hebat, yang ditanya ya cara membagi kehebatannya. Masa bodoh anak petani padi atau peternak udang. Mungkin kalau nanti aku bertemu alasan lain yang lebih masuk akal, akan ku pertimbangkan.
*****
Jtn, 9/1/2020
21.25
Komentar
Posting Komentar