Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

White Chocolate

            Hujan lagi. Aih, padahal sudah seminggu selalu seperti ini tapi aku tetap tidak membawa payung. Selalu begini kalau lewat jalan besar ini. Dan selalu di sini, di depan kafe ini aku selalu berhenti menunggu hujan reda. Kafe yang setiap hari aku lewati semenjak memutuskan untuk berjalan kaki pulang pergi sekolah. Kafe yang dulunya setiap minggu aku datangi bersama Val.             “Ada kafe baru di jalan besar. Ayo, nanti sore kita ke sana. Kata orang-orang es krimnya enak sekali.”             “Jangan. Ingat terakhir kali kamu makan es krim lalu besoknya kamu jadi penghuni tetap UKS selama tiga hari?”

Seri

“Kalian tahu berapa kesalahan yang kalian buat hari–“ Aku tidak lagi mendengar suara kawanku yang berdiri di sebelahku. Peduli amat, kawan lain juga sama sepertinya, berteriak “Jawab. Kita gak ngomong sama patung.” atau mematung berdiri di depan satu pasukan melipat kedua tangannya, menyelipkannya di antara dua ketiaknya.

Ibu-Ibu di Rumah Sakit

Terima kasih, Untuk ibu yang rela menembus hujan Untuk ibu yang rela menyalip truk-truk gandeng Untuk ibu yang rela menelpon ambulan Untuk ibu yang rela membopong putrinya ke UGD Terima kasih,

Bagai Daun yang Jatuh

Aku tak akan berkata wajahmu bagaikan rembulan yang menerangiku di malam kelam, bukankah wajah bulan tak seindah wajahmu? Aku tak akan berkata cintamu seterik matahari yang menyinari ujung jalan kegelapan, bukankah watak matahari tak seindah watakmu?