Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi

#13 di 2020: Running

Once upon a time, you ran. I ran the next day. Wasn't hoping to catch you. Just for the sake of fresh air. And fresh heart, perhaps. Because we ran, and it's too far for coming back. But maybe we could someday. For now, I'll just wait here. Till' the wind blows ----- Once upon a day, I saw you ran. I stopped running myself, but you didn't. Was hoping to catch you. For the sake of fresh air. And the old heart that follows, perhaps. Because I keep running, but you never stop either. Maybe we could, someday. For now, I'll just keep running. Till' I find you ***** Jtn, 13/1/2020 22.55

[Read Aloud] Kahlil Gibran - On Children

HAPPY WORLD POETRY DAY!  

[Read Aloud] Widji Thukul - Derita Sudah Naik Seleher

I started to like recording my voice when I read something. Then I realized I can learn spelling, vocalizing, and etc by recording this. This is my first recording. Sorry it's bad, I'm still learning. Suatu malam entah kapan, lupa tanggalnya, temen SD, si Dilla tiba-tiba ngirimin capturean gitu. Eh, isinya puisinya Widji Thukul (maafkan di fotonya salah nama :(((). Tau, kan beliau siapa? Yap. Beliau ini aktivis HAM yang hilang saat kerusuhan 1998. Beliau ini seorang poet yang terkenal, dari ngamen puisi desa ke desa (antimainstream banget, kan???) sampai diundang Kedubes Jerman buat bacain puisi. Keren banget gak, sih? Bahkan setelah beliau menghilang berbagai penghargaan pun masih dipersembahkan untuk beliau. Kembali ke chatroom, kirain mau sharing referensi puisi gitu, eh taunya suruh rekamin pas baca puisinya. Agak kaku sih karena udah lama (banget) ga baca puisi lantang-lantang. Jadilah kirim voice note yang seadanya ini ke si Dilla. Eh beberapa saat kemudia...

[7 Days of Acts] Act 3: #Gemar 2017 - Ephemeral

[Act 3] #Gemar2017 Ephemeral (/ əˈ fem( ə )r ə l/) means lasting for a very short time

[7 Days of Acts] Act 2: Dubious

[Act 2] Dubious (/ ˈ d(y)oob ē ə s/) means hesitating or doubting *****

[7 Days of Acts] Act 1: Lamentation

[Act 1] Lamentation (/,lam ə n ˈ t ā SH( ə )n/) is the passionate expression of grief or sorrow. *****

Lost

Am I allowed to lose a thing? Too bad I've lost many things, ways, health, freedom, mind They said the key to find that thing is believe Believe that everything I lose will reappear, there and there magically

Slipped Out

Drowned Sealed Wasted I went to the highway There was heaven rising at the end People were die partying Children were happily contemplating Cars were suppressing green light I went to the library There were books of freedom People were being chained Librarian were humming Stamping every chained necks I went to socializing People heard every heartbeat But no one have listened They saw every tear drops But they didn't watch They opened their mouth Gasped and giggled But they didn't speak a word I am standing above the mirror Watching myself arguing Knife pointed at my shadow Mockingly stabbing Stumble Life becomes immeasurably beautiful I am becoming something less meaningful   *****   Sumedang, 17 Oktober 2016  #Onewhodoesntfitanywhere

Kertas

Menangis Membuka lembaran baru Menangis Meninggalkan lembaran basah "Aku masih mencintaimu"

Ibu-Ibu di Rumah Sakit

Terima kasih, Untuk ibu yang rela menembus hujan Untuk ibu yang rela menyalip truk-truk gandeng Untuk ibu yang rela menelpon ambulan Untuk ibu yang rela membopong putrinya ke UGD Terima kasih,

Putih

Putihku ada di dalam Putihku tertumpuk di dasar Putihku dinding dari segala tumpahan tinta-tinta ambisi tertunda

Fear

Who to fear? If you fear ghost, fear Allah more than you fear them

Hati Manusia Indonesia

Ada suatu masa di antara masa masa Ada suatu tempat di antara tempat tempat Di dalamnya ada Indonesia Indonesiaku... Indonesiaku punya berbagai macam manusia Macam-macam sifatnya, macam-macam pula perilakunya

Sajak Sebatang Lisong-Wahyu Sulaiman Rendra

menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya mendengar 130 juta rakyat dan di langit dua tiga cukung mengangkang berak di atas kepala mereka matahari terbit fajar tiba dan aku melihat delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan aku bertanya tetapi pertanyaan - pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet dan papantulis - papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan delapan juta kanak - kanak menghadapi satu jalan panjang tanpa pilihan tanpa pepohonan tanpa dangau persinggahan tanpa ada bayangan ujungnya …………………… menghisap udara yang disemprot deodorant aku melihat sarjana - sarjana menganggur berpeluh di jalan raya aku melihat wanita bunting antri uang pensiunan dan di langit para teknokrat berkata : bahwa bangsa kita adalah malas bahwa bangsa mesti dibangun mesti di up-grade disesuaikan dengan teknologi yang diimpor gunung - gunung menjulang langit pesta war...

Aku-Chairil Anwar

Chairil Anwar Kalau sampai waktuku... Kumau tak seorang kan merayu... Tidak juga kau... Tak perlu sedu sedan itu...                                                                                    Aku ini binatang jalang... Dari kumpulan yang terbuang... Walau peluru menembus kulitku... Aku tetap meradang... Menerjang... Luka dan bisa kubawa berlari... Berlari... Hingga hilang   pedih perih... Dan aku akan lebih tidak peduli... Aku mau hidup seribu tahun lagi...

On Children-Khalil Gibran-Indonesian Version

Khalil Gibran Anakmu bukanlah milikmu Mereka adalah putra-putri Sang Hidup Yang rindu akan dirinya sendiri Mereka lahir lewat engkau Tetapi bukan dari engkau Merek ada padamu Tetapi bukan milikmu Berikanlah mereka kasih sayangmu Namun jangan sodorkan pemikiranmu Sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri Patut kau berikan rumah bagi raganya Namun tidak bagi jiwanya Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan Yang tiada dapat kau kunjungi Sekalipun dalam mimpi Engkaulah busur asal anakmu Anak panah hidup Melesat pergi Sang Pemanah membidik sasaran keabadian Dia merentangkanmu dengan kuasa-Nya Hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat Bersukacitalah dalam rentangan Sang Pemanah Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat Sebagaimana dikasihi-Nya pula busur yang mantap

On Children-Khalil Gibran-English Version

Kahlil Gibran Your children are not your children. They are the sons and daughters of Life's longing for itself. They come through you but not from you, And though they are with you yet they belong not to you. You may give them your love but not your thoughts, For they have their own thoughts. You may house their bodies but not their souls, For their souls dwell in the house of tomorrow, which you cannot visit, not even in your dreams. You may strive to be like them, but seek not to make them like you. For life goes not backward nor tarries with yesterday. You are the bows from which your children as living arrows are sent forth. The archer sees the mark upon the path of the infinite, and He bends you with His might that His arrows may go swift and far. Let your bending in the archer's hand be for gladness; For even as He loves the arrow that flies, so He loves also the bow that is stable.

Ramuan Berharga

By: Rizki Amalia Tahukah kamu apakah ramuan berharga itu? Yaitu ramuan yang bisa buat orang saling cinta Cinta kepada Allah Cinta kepada makhluk Allah Cinta kepada dunia Cinta kepada akhirat Tahukah kamu apa yang menjadi ramuan berharga itu? Ramuan berharga adalah Iman Ramuan berharga adalah Islam Ramuan berharga adalah Ihsan Iman, Islam, Ihsan Kita berpegang teguh terhadap ketiganya Tetapi apakah saat ini... Masih ada orang yang berpegang teguh pada ketiganya? Aku tak bisa menjawabnya Hanya Allah yang tahu Tetapi aku tahu... Bahwa orang yang berpegang teguh pada Iman, Islam, dan Ihsan Akan mendapat kasih sayang yang lebih dari apapun Kasih sayang dari makhluk-Nya Dan tentu kasih sayang dari Allah

Sembahku Pada-Mu

By: Rizki Amalia Apakah ada yang tahu? Di mana sebenarnya diriku? Ku berdiri di sini... Sendiri... Terbentang dua jalan di hadapanku... Bingung kumemilih... Satu jalan penuh harapan... Satu lagi berikan sejuta keindahan... Kini ku bernaung di tempat-Mu... Hanya di sini ku bisa berdiri... Meminta kasih dan ridho-Mu... Meminta petunjuk... Jalan mana yang harus kutempuh... Suatu saat akan kupilih Salah satu dari dua jalan itu... Agar bisa mendapat Kasih dan ridho-Mu... Kini hanya kupusatkan sesuatu... Sesuatu yang sangat berarti bagiku... Yang tak bisa kulupakan... Dan tak mungkin kutinggalkan... Yaitu... Sembahku... Pada-Mu... Allah... Yang Maha Agung...

Diam-Diam Dari Bintang

By: Rizki Amalia Aku berdiri di sini Di tengah sepi Dibalik dedaunan rimbun Dengan wajah yang acak-acakkan Tak beraturan Terdiam di tengah sepi Mengintip sekerumunan manusia Dengan ekspresi wajah berbeda Tanpa bisa maju selangkah Tak menyapa Atau hanya sekedar tatap muka Aku ini apa? Aku tak berdaya Tak bisa apa-apa Apakah ada yang ingin? Apakah ada yangi ingin melihat wajah seperti ini??? Berantakkan Awut-awutan Aku hanya terdiam Di malam gelap Tak ada cahaya lentera Hanya ada sebuah bintang Yang setia menemani Aku terus berharap Pada bintang Terlebih pada yang menciptakannya Aku terus mengintip dari sini Diam diam dari bintang