Manusia membutuhkan topeng untuk bertahan hidup. Entah itu topeng putih di atas hitam atau sekadar topeng drama. Kadang Yaya merasa lelah dengan wajah-wajah bertopeng yang ditunjukkan orang-orang terdekatnya, terlebih saat topeng itu dipakai di depan Yaya sendiri.
Yaya tidak mengerti kenapa sulit sekali bagi mereka untuk melepas topengnya sebentar saja, lalu menumpahkan keluh kesahnya sehingga setidaknya, ada perasaan lega dari dalam diri yang membuat mereka siap lebih cepat untuk melepas topengnya dan berjalan dengan rasa percaya diri yang baru.
Sialnya, kadang Yaya membenci dirinya sendiri karena memakai topeng yang sama. Ia pun masih menebak-nebak, apakah ia memakai topeng untuk menghindari pertanyaan, kenyataan, atau mempertahankan kebahagiaan semu?
Hal yang lebih menyebalkan, orang yang dari tadi berdiri di hadapannya adalah orang yang menyebabkan ia percaya kalau semua orang membutuhkan topeng pada waktu-waktu tertentu.
Yaya menggigit bibirnya, berhitung dengan situasi dan manusia di hadapannya. Ingatkan Yaya untuk belajar memakai topeng pada situasi mendadak yang genting seperti ini. Dia belum profesional soal pasang-memasang topeng.
"Malu, ya? Sini. Aku pakai juga, ya. Biar kalau malu-maluin barengan. Hehe."
Yaya tersenyum. Setidaknya dari sekian banyak topeng di dekatnya, orang ini selalu berhasil menempatkan topeng pada waktu-waktu yang tepat, tanpa menutupi wajah aslinya. Yaya harus banyak belajar darinya.
*****
Jtn, 21/1/2020
21.47
Komentar
Posting Komentar