Ini jam kritis. Jam pun tak sisa. Tinggal menit menunggu detik. Siapapun akan kalang kabut dalam heningnya malam; berpikir apa masih bisa bangun esok Subuh, apa masih bermimpi pagi nanti, apa masih bisa melihat sinar di ujung hari, apa masih bisa mengangkat kaki tegak berdiri.
Ini menit kritis. Tinggal sedikit hingga sampai ke detik. Tadi berpikir untuk esok. Kini berpikir untuk kemarin; apakah sembahyang sudah lengkap mencium tanah, apakah amunisi sudah cukup dikumpulkan untuk bekal hari esok, apakah si bungsu sudah berhasil keluar dari lebatnya belantara.
Menit berganti detik. Tak tahu pasti berapa pertanyaan yang terjawab pasti.
*****
Jtn, 18/1/2020
23.46
Komentar
Posting Komentar