Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Seperti Panda di China

"Mer, tahu gak?" Aku--yang sedang sibuk mengupas kulit kentang di hari yang panas, menggeleng. "Panda di China, sebelum dilepas ke alam bebas, mereka dites kesehatan dulu." "Lalu?" "Biar pas dilepas sehat bener. Terus, dilatih dengan berbagai macam skill alam liar, biar gak cepet kalah sama serangan panda-panda yang duluan liar buat berebut wilayah tinggal, biar bisa cari makan sendiri. Biar gak manja kayak video-video panda yang sering viral itu." Itu sih aku yang suka lihat video panda-panda lucu di Youtube. "Ha-ha. Ada lagi?" "Dipasang tracker, setiap gerakannya, ke mana dia pergi, apa yang dia makan, semuanya dimonitor. Dipastikan makanannya bebas dari bibit penyakit, walaupun di alam liar. Dipastikan wilayah tinggalnya mendukung buat dia bertahan di alam liar." Aku melempar satu kentang yang sudah bersih ke dalam ember rendaman, "Ini arahnya ke mana, Jun? Cita-citamu kerja sama panda itu?" &qu

Pendidikan Ideal

Aku tahu harusnya aku tidak melakukan ini, tapi aku tidak bisa menahan rasa penasaran yang menyelimuti pikiranku tentang orang itu. Beliau adalah Pak Armawan, satpam di masjid kampusku. Kata Pak Yat –satpam masjid yang satunya, namanya harusnya Darmawan, tapi terhapus huruf D-nya saat mendaftarkan kelahiran. Lagi pula, Darmawan rasanya tidak cocok dengan imej pak Armawan yang galak kalau soal parkir-memarkir di masjid kampus. Ada satu hal yang membuatku penasaran tentang beliau, yang membuatku melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, apalagi saat hari raya: memperhatikan beliau lebih dari memperhatikan bapak dosen yang saat itu sedang berkhutbah. Pak Armawan punya kebiasaan, yaitu menangis mendengar khutbah shalat iedul adha . Padahal khutbah iedul adha menurutku tidak spesial, materinya dari tahun ke tahun itu-itu saja, diawali kisah Nabi Ibrahim yang mencari tuhan sampai ke kisahnya bersama Nabi Ismail tentang kurban. “Mohon maaf lahir batin, Ker,” aku meng