Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Ngabubuwrite

#Ngabubuwrite - Day 17: Di Antara Di Antara

Sunset from Nurul Hanifah Bai'un Saat dunia berputar, waktu berjalan. Kalau dunia sudah tidak berputar, bisa jadi waktu masih tetap berjalan. Maka, di setiap perjalanan waktu, ada amanah yang harus digenggam, ada pula yang harus dilepas. Dan di antaranya ada tangis, tawa, bercanda, serius, marah, bahagia, atau di antara di antara lainnya. Maka, di setiap langkah waktu, ada awal juga ada akhir. Di setiap akhir, awal akan datang, bersama wajah baru dan masa depan penuh tantangan. Di setiap awal, di ujungnya ada akhir, biar jadi pengingat, kalau segala peluh dan waktu itu ada masanya. Dan di antaranya ada kepastian yang belum terlihat. Di antara kepastian yang kelihatannya seperti awal,  atau seperti akhir, ada selipan doa-doa untuk yang percaya, bahwa baik atau tidak, semua akan punya akhir. Dan setiap akhir adalah, tabungan dari doa-doa di antara, yang sebagian buahnya bertebaran di antara, dan sebagian lain bertumpuk dengan rapih saat waktu tak lagi melakukan perjalanan. ***** Jtn,...

#Ngabubuwrite - Day 16: Half of Half

As the meeting ended, she walked outside the bullpen, getting ready to chase another one. She knew the tall man had been staring at her since she first entered the meeting room. He kept staring at her wrist, when her old analog watch curled beautifully. She didn't want him to feel guilty, it was all in the past. She didn't blame him for her sister's death. Never. "Do you need something?" she approached him, maybe she could end whatever it was in his mind. But he stood still, with his cold look, and cold eyes, and black attire. Even back in her childhood days he always wore black. Those eyes are cold, but she knew he had been hurt for the past 15 years. "I will say it for once," she said looking at his black eyes. "I'm not mad at you," she never was, and never would, "I just think you're stupid." It was like he tried to read her mind while she did the same. The difference was that his expressionless face covered most of his sca...

#Ngabubuwrite - Day 15: Have A Little Faith on Egg!

Hari ini Ara, Bian, dan Caka menerima masing-masing 30 butir telur dari kantor. Telur-telur ditaruh di dalam plastik karena egg box -nya hanya ada satu. Sejak menerima telur-telur itu, Ara jadi lebih cemas. Ara berjalan pulang dengan membawa plastik telur di tangannya, perhatiannya ia salurkan penuh pada telurnya. Beberapa kali Ara tersandung karena tidak melihat jalan. Setiap tersandung pula, Ara memeriksa isi telurnya, memastikan tidak ada yang pecah. Sampai di rumah, Ara baru sadar, perjalanan yang biasa ia tempuh selama 15 menit, sekarang jadi hampir 1 jam. Saat ia bergegas ke dapur untuk mengeluarkan telur-telurnya, ternyata beberapa telur pecah dari tersenggol tembok di gang sempit. Beberapa lain retak. Ara menyesal dan membuang telur yang pecah juga retak, dan beberapa yang kotor dengan putih dan kuning telur, karena terlalu menjijikkan. Bian menerima telur-telur itu dalam plastik, lalu membungkusnya dengan totebag  kain yang selalu dibawanya kalau-kalau ia tiba-tiba harus b...

#Ngabubuwrite - Day 14: Perc/Berd-aya diri

Kalau bukan diri sendiri, siapa lagi yang bisa menolong? Bahkan untuk Allah bisa menolong, kita harus punya kemauan kuat untuk membantu diri. "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (Q.S. Al-Isra': 70) "...sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (Q.S. At-Tiin: 4) Ingat, kamu adalah makhluk yang mulia, hanya rendahkan dirimu di hadapan Sang Pencipta. ***** Jtn, 7/5/2020; 17.37

#Ngabubuwrite - Day 12: Bau Sore

Bau sore di Jatinangor sama dengan bau sore di Purworejo. Entah sore punya rumus kimia yang mengahsilkan zat berbau tertentu, atau rindu punya rumus sinapsis yang menyambungkan sore di Jatinangor dengan Purworejo. Bau ini bukan bau rumah, tapi tidak menghalangi perasaan ingin berkunjung ke tempat singgah. ***** Jtn, 5/5/2020; 17.34

#Ngabubuwrite - Day 11: Pakaian Terbaik

Hari itu seingatku hari Jumat, hari wawancara untuk jadi copywriter di 5K Movement. Karena satu dan lain hal, harusnya wawancara dilakukan jam 10, jadi dilakukan jam 11 lewat seperempat. Aku yang sudah datang 15 menit lebih awal dari waktu awal, memilih menunggu di bawah kantor, aula Masjid Assakir. Karena gabut, aku memilih untuk tilawah saja. Tak lama, masuk seorang bapak yang bisa dibilang sudah tua renta dengan pakaiannya yang lusuh, aku tengok ke belakangku (teras masjid), oh bapak itu tukang reparasi payung. Aku jadi teringat payungku yang baru saja kubuang karena rusaknya sudah parah, kalau tahu ada tukang reparasi payung, tidak akan aku buang dulu. Bapak itu terlihat mengambil wudhu ke samping masjid. Aku lanjutkan tilawah beberapa lama, bapak itu shalat, mungkin shalat dhuha. Sesekali bapak itu menoleh padaku saat ia berdoa setelah shalat,  mungkin suaraku terlalu besar. Marbot mulai masuk dan menggelar karpet, meminggirkan pembatas ikhwan-akhwat , aku sudahi ...

#Ngabubuwrite - Day 10: Jemuran

Jemuran di rooftop adalah saksi bisu dinamika kehidupan Jatinangor. Di indekos dengan rooftop  untuk mejemur baju, atau sekedar mencari sinyal, bisa terlihat berbagai macam jemuran, atap Jatinangor biasanya warna-warni saat periode perkuliahan. Kalau atap Jatinangor mulai didominasi oranye genteng dan abu semen, bisa jadi kamu sedang ada di akhir tahun, atau di hari lebaran, karena jemuran diturunkan, dan manusia pulang dari perantauan. Atau mungkin, sedang ada keadaan darurat yang mengharuskan manusia untuk pulang ke kampung halaman. Seperti saat ini. Bisa terlihat satu dua rooftop  warna-warni jemuran. Mungkin punya manusia yang bertahan di perantauan, atau malah sengaja ditinggal karena ingin cepat-cepat pulang. Ada satu tempat dengan warna-warni jemuran, bukan cuma di atapnya, di jendela juga. Asrama kampus. Entah itu pertanda baik atau buruk. Bisa jadi keduanya. Baik karena anak manusia terawat dan terjamin makannya, buruk karena dipenuhi suasana rindu r...

#Ngabubuwrite - Day 9: Nugget

Nugget butuh proses yang panjang untuk bisa jadi nugget. Prosesnya tidak sebentar, tidak mudah, dan tidak bisa dibilang tidak menyakitkan, terutama bagi ayam. Pertama, kita pilih dulu ayam mana yang tampangnya tidak melas untuk disembelih. Lalu direbus dulu biar bulu ayamnya bisa dipisahkan dari kulit. Lalu kulitnya dikuliti (?) agar bersisa daging dan tulang. Belum cukup penderitaan mantan ayam, dagingnya dipisahkan dengan tulang lalu digiling biar mudah dibentuk. Setelah itu, bumbu-bumbu dicampurkan dengan daging giling, biar hidup (mantan ayam) jadi lebih berwarna -eh, berasa. Baru, setelah diberi warna warni, daging giling siap untuk dibentuk. Ternyata, biar hasilnya lebih bagus, adonan giling harus direbus lalu ditinggalkan biar dingin. Habis itu, dibaluri sprinkle-sprinkle  panir biar tampilannya lebih sedap. Lalu? Digoreng, penderitaan terakhir sebelum dipandangi dengan air liur mengalir dan masuk ke mulut-mulut manusia yang belum tentu baca bismillah  sebe...

#Ngabubuwrite - Day 8: Batu

"Batu kalau dimasak bisa matang, enggak?" Kalau aku tidak tahu, aku sudah memakinya dari tadi karena melontarkan pertanyaan super bodoh. Tiga kali pula, dengan pemilihan kata yang berbeda. "Enggak, Na," jawab Liam dengan nada matter-of-fact  yang malas. Dia yang berbaik hati dari tadi menjawab pertanyaan orang di depanku ini. "Tuh, Liam aja ngerti, Fas," ucap Qina sambil mengangkat bahu dan kedua tangannya. "Tapi batu kali dan hati batu tidak sama, Na," Liam lagi yang berargumen. Aku mengangguk, iya. "Benar, Qin. Batu kalau dimasak tidak bisa matang. Tapi hati batu kalau dimasak mungkin bisa cair." ***** Jtn, 01/05/2020; 17.34

#Ngabubuwrite - Day 7: Jalan

Hubungan itu seperti jalan raya, ada yang searah, ada yang dua arah. Yang dua arah pun belum tentu berinteraksi. Hubungan adalah jalan dengan berbagai macam tujuan, siapa bisa memastikan satu jalan berujung sama dengan jalan lain? Bisa jadi bertemu di ujung, ternyata, bukan dia jalan yang kamu harapkan. Layaknya hubungan, jalan hanya sekedar... jalan, saat sampai di tujuan, lalu apa? Jalan lagi ke tempat lain? Atau singgah? Sebentar atau selamanya? Jalan akhirnya akan ditinggalkan, untuk jalan yang lain, atau bisa jadi untuk singgah. Jalan ada banyak, peta digital  juga bisa diakses dari jalan manapun. Jadi, kenapa misuh-misuh saat tiba di ujung jalan yang tidak kita inginkan? Bukankah jalan memungkinkan kita untuk berbalik dan mengambil jalur lain supaya tidak tersesat? ***** Jtn, 30/4/2020; 17.46

#Ngabubuwrite - Day 5: Kwitansi

Semua orang pasti punya sesuatu yang berarti, entah dikatakan itu saja, atau sesuatu yang berarti dalam hidupnya, tapi tidak berarti apa-apa bagi orang lain. Ammar punya kwitansi, yang baginya sangat berarti, dan belum tentu menurut orang lain berarati. Kwitansi atau bukti pembayaran seringnya berarti bagi kedua belah pihak, biasanya penjual dan pembeli. Kadang, kwitansi cuma berarti bagi satu pihak saja, seperti bukti pembayaran saat belanja, asal uang sudah diterima kasir, kwitansi berarti bagi pembeli saja, untuk memeriksa barang belanjaan, setelah itu bahkan kwitansi tak berarti lagi bagi siapa-siapa. Bagi orang (yang menurut Ammar) baik, kwitansi itu tidak penting. Yang penting adalah memberi. Tapi bagi Ammar, kwitansi yang ia berikan ke orang baik itu penting, tanda mereka sudah menyisihkan harta berharganya, dan artinya ada pihak ketiga di luar sana yang menunggu kedatangan harta orang baik untuknya, dan mungkin bisa memulai kehidupan baiknya sendiri. ***** Jtn...

#Ngabubuwrite - Day 4: Polisi Tidur

Polisi tidur dan halangan itu sama atau tidak? Hari ini hidup terasa tenang, pergi ke pinggir kota dengan angkutan umum tanpa penumpang. Sepi. Jalannya mulus sekali sampai— Dug. “Aw!” teriakku sambil mengusap kepala yang baru saja terkena pintu yang tiba-tiba terbuka. “Makanya jalan jangan sambil melamun,” kata manusia di depanku dengan nada yang tidak meremehkan juga tidak merasa bersalah. Aku hanya berdecak dan melewati dia dan pintu itu sambil terus mengusap-usap kepalaku. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya melihatku berjalan melewatinya tanpa marah-marah. Beberapa detik berjalan, aku membalikkan tubuhku. Dia masih di tempatnya, berdiri menatapku sekarang dengan tanda tanya. “Polisi tidur dan halangan itu sama atau enggak?” Mendengar pertanyaanku, bukannya mengerutkan dahi atau menatapku aneh, dia malah tertawa dan menggeleng. “Enggak. Polisi tidur itu tanda untuk memberi jeda. Halangan ya… untuk menghalangimu dari tujuanmu.” Aku menatapnya ...

#Ngabubuwrite - Day 3: Masker

Maskermu menutupi apa? Maskerku menutupi wajah, sebentar, sebagai bentuk usaha biar bitnik kecil dan noda hitam di wajahku hilang. Masker tetangga sebelahku menutupi wajah juga, biar bakteri yang keluar dari batuknya tidak menulari tetanggaku di depan kamarnya, yang memakai masker untuk menutupi wajahnya, biar tidak terkena bakteri yang keluar dari mulut tetangga seberangnya. Masker guru bahasaku menutupi wajahnya, semuanya, biar lebam-lebam di sisi bibirnya juga di ujung matanya tidak terlihat orang-orang. Masker kakak tingkatku juga menutupi wajahnya, biar sedihnya tidak menulari teman sekelompok tutornya. Masker teman kelasku beda lagi, dipakai untuk menutupi kakinya, biar lecet dan kapalan hasil jalan hampir satu jam dari kosan ke kampus tidak terlihat dan mengganggu teman-teman di kelas. Lalu ada, masker temanku yang lain, ia suka pesta, makan bersama, belanja bersama, apapun dilakukan bersama-sama; untuk menutupi teriakan kedua orang tuanya yang jarang m...

#Ngabubuwrite - Day 2: Obeng

Pernah merasa seperti obeng? Kalau iya… ah, kamu beruntung, sepertiku, yang saat ini menatap pakaian yang digantung dalam lemarinya dengan sedikit sombong. Mungkin baju-baju pesta itu sedang iri denganku. Hari ini aku dipanggil untuk membersihkan kipas. Tugasku sderhana, memisahkan baut dan mur agar jala kipas bisa lepas satu sama lain. Aku berdebu, lalu dibersihkan. Maklum, lama sudah tidak dipakai. Terakhir kali 3 tahun lalu, saat membantu Si Nona Tinggi membersihkan kipas angin juga. Bertahun-tahun diabaikan membuat debuku seperti menyatu dengan ujung mataku. Kadang aku ingin merobek plastik yang membungkusku dan beberapa temanku yang lain, tapi salah satu temanku, paku, pernah bilang, “Pada saatnya kita akan dibutuhkan, dan kita akan lebih bersyukur karena kita dibutuhkan, bukan diinginkan.” Aku tidak mengerti maksud paku saat itu, tapi melihat baju-baju di lemari dan di atas tempat tidur berukuran raja itu, aku jadi mengerti. Aku dibeli –eh, tidak sih, ayah Si No...

#Ngabubuwrite - Day 1: Croissant

“Kenapa.” Dean menghela napasnya, “Gak jelas.” “Aku beli croissant di Indoapril hari ini. Lucu banget, kan?” ucap Nada sambil membuka sebungkus croissant instan isi 2. Tunggu, bukannya croissant itu memang makanan instan, hanya dengan bentuk yang estetik? “Kita sebenarnya mau bicara apa, sih? Dari tadi mondar-mandir dari kenapa ke Indoapril ke kenapa lagi.” “Aku cuma ingin kamu resapi kata itu. Kenapa,” Nada mengecek jamnya. Sebentar lagi waktu berbuka. “Apa yang kenapa?” “Kenapa benci susah dilepas?” Dean berdesis dan tertawa sedikit, “Itu lagi? Kan sudah kubilang, dia mematahkan adikku.” Nada menggeleng, “Tapi Dania bahkan menganggap Aya menolongnya. Dan… sekarang Dania masih di sini. Tantrum seperti tadi itu sangat out of context , Yan.” Dean tidak menjawab. Ia tahu benar tadi itu salah. Tapi ia masih bersikeras bahwa Aya mutlak bersalah. “ Fun fact . Di dunia ini, kamu satu-satunya orang yang menyalahkan Aya.” Dean mendecik menu...