Langsung ke konten utama

#Ngabubuwrite - Day 15: Have A Little Faith on Egg!



Hari ini Ara, Bian, dan Caka menerima masing-masing 30 butir telur dari kantor. Telur-telur ditaruh di dalam plastik karena egg box-nya hanya ada satu.

Sejak menerima telur-telur itu, Ara jadi lebih cemas. Ara berjalan pulang dengan membawa plastik telur di tangannya, perhatiannya ia salurkan penuh pada telurnya. Beberapa kali Ara tersandung karena tidak melihat jalan. Setiap tersandung pula, Ara memeriksa isi telurnya, memastikan tidak ada yang pecah. Sampai di rumah, Ara baru sadar, perjalanan yang biasa ia tempuh selama 15 menit, sekarang jadi hampir 1 jam. Saat ia bergegas ke dapur untuk mengeluarkan telur-telurnya, ternyata beberapa telur pecah dari tersenggol tembok di gang sempit. Beberapa lain retak. Ara menyesal dan membuang telur yang pecah juga retak, dan beberapa yang kotor dengan putih dan kuning telur, karena terlalu menjijikkan.

Bian menerima telur-telur itu dalam plastik, lalu membungkusnya dengan totebag kain yang selalu dibawanya kalau-kalau ia tiba-tiba harus belanja. Ia juga menyelipkan beberapa lembar tisu ke sela-sela tiap telur. Bian berjalan ke rumah dengan totebag berisi telur di tangannya. Di jalan, ia sempat membeli takjil untuk berbuka. Pulang ke rumah, ia bergegas ke dapur untuk mengeluarkan telur-telurnya. Ada beberapa telur yang retak, ia ambil penggorengan lalu memasak telurnya yang retak.

Caka juga menerima telur-telur dalam plastik. Pulang ia berjalan sambil mendengarkan musik dan ikut dalam irama. Di jalan sempit, ia berjalan santai sambil menari-nari mengikuti alunan musik. Sampai rumah, ia pergi ke dapur untuk mengeluarkan telur-telurnya. Ternyata, banyak telurnya yang pecah. Caka membuang banyak telurnya dan meninggalkannya tanpa dicuci karena sudah terlalu kesal.

Sedangkan si telur kadang geleng-geleng, dia tahu dia adalah telur. Dia tahu dia rapuh, tapi tidak serapuh itu. Telur akan bertahan kalau semua orang punya sedikit saja kepercayaan.

-|-|-|-|-

Ara, Bian, dan Caka adalah kita yang berusaha dengan caranya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan, menempatkan telur-telur pada kulkas yang dingin dan aman dari segala pembuat retak.

Kadang kita seperti Ara. Khawatir sekali ada yang salah dalam hidup, inginnya semua sempurna dan sesuai rencana. Kita terus memerhatikan telur, memastikan tak ada cacat, tapi jalan tidak kita perhatikan. Keselamatan telur diutamakan, kita belakangan. Saat ada yang salah, bukannya memilah, kita malah menyerah dan meninggalkan semua usaha yang tak tampak hasilnya. Kita mulai dari awal lagi, belajar dari 0 lagi, padahal mungkin level kita sudah ke 10.

Kadang kita seperti Bian. Merencanakan sesuatu, membungkusnya baik-baik dengan harapan tidak ada yang keluar dari tempatnya. Lalu kita berjalan dan terus berjalan, karena kita yakin kita sudah berusaha cukup. Karena tidak akan ada yang sempurna, maka cukup adalah cukup. Saat ada yang tak berjalan sesuai rencana, kita tidak membuang telur ke tempat sampah, kita manfaatkan yang rusak untuk menunjang langkah kita.

Kadang pula kita seperti Caka. Hidup sekenanya, dapat rezeki alhamdulillah, tidak juga bodo amat. Gagal ya sudah, tidak usah dicoba lagi.

Telur masih menggeleng-geleng. Telur memang rapuh, tapi dia juga kuat, makanya bisa jadi ayam, kan? Sang Pencipta percaya telur bisa memberi manfaat, mau ia berubah jadi ayam atau jadi dadar gulung. Makanya diciptakan seperti itu. Kalau saja orang-orang percaya pada telur seperti halnya Sang Pencipta. Juga kalau saja orang-orang percaya Sang Pencipta ikut menjaga telur-telur.

Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim)"
Maka tak masalah, saat burung itu kehilangan cacing dari mulutnya, selama ia telah berusaha membawa cacing itu ke dalam mulutnya. Tak masalah, saat ia pergi lebih lama dari biasanya, selama ia kembali dalam keadaan kenyang. Tak masalah, Allah tahu ia telah berusaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – SKD Part 2: Hari-H

Sebelumnya: SKD Part 1 πŸ‘ˆ Akhirnya lanjut lagi setelah setahun πŸ˜‚πŸ™πŸ» 8 Oktober 2023. Dresscode peserta ujian adalah kemeja putih dan rok/celana hitam dengan kerudung hitam untuk yang memakai kerudung, sepatu pantofel tertutup berwarna gelap. Saya cuma punya rok dan kerudung saja. Sepatu pantofel dipinjamkan oleh sepupu yang anak Paskibra, kemeja baju putih dipinjamkan sepupu laki-laki. Karena Covid-19, persyaratan jadi lumayan ribet. Peserta diharuskan memakai masker 3 ply + masker kain yang waktu saya coba ya Allah gak bisa bernapas rasanya. Lalu harus juga membawa tes PCR atau Antigen. Saya tentunya memilih opsi paling murah. Karena saya dapat sesi jam 3 sore, paginya saya bisa tes Antigen dengan tenang. Saya berangkat bersama ibu saya jam 7 pagi, tes Antigen, lalu naik kereta turun di Stasiun Duren Kalibata (sekarang udah tahu stasiun kereta yang lebih dekat πŸ₯²), naik angkot, lalu jalan santai ke gedung tempat pelaksanaan tes. Waktu kami tiba, baru jam 11an. Sepanjang jalan

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – SKD Part 1

Sebelumnya: Seleksi Administrasi  πŸ‘ˆ Sejak pengumuman lolos kelengkapan administrasi, pengumuman informasi tes pertama, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) diunggah di akhir Agustus 2021 di website instansi masing-masing. Membaca pengumuman ini adalah part ribet-ribetnya karena banyak yang harus dicermati, seperti berkas yang harus dibawa, lokasi dan waktu tes, dan persyaratan sebelum ujian. Harus baca berkali-kali karena takut ada yang terlewat πŸ˜‚ Saya mendapat jadwal ujian di tanggal 8 Oktober 2021 sesi ke II di hari Jumat. Lokasinya di salah satu gedung TNI AD di Cijantung. Waktu baca dapat sesi ke II langsung bersyukur karena artinya tidak harus jadi pejuang subuh dari rumah ke Jakarta wkwk. Persyaratan Ikut Ujian Karena sedang pandemi, prosesnya kata orang-orang yang sudah pernah ikut seleksi sebelumnya, lebih panjang dan ribet.   Saya harus vaksin pertama kalau mau lolos masuk tesnya. Saya mendaftar vaksin 3 minggu setelah negatif Covid, saat sudah sampai sana, ternyata dilarang

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – Seleksi Administrasi

Lulus Februari 2021, saya langsung tancap keyboard , melamar ke berbagai perusahaan lewat platform jobseeker online , bersaing dengan 3000 lebih pelamar di setiap perusahaannya. Kalau dihitung lebih dari 100 perusahaan yang saya lamar, menyesuaikan CV berkali-kali, tapi nihi l. Bisa dihitung jari yang masuk tahap wawancara . Orang tua memang sudah dari awal saya lulus berharap untuk saya ikut seleksi PNS karena kasihan melihat saya yang dari SD selalu berkegiatan penuh seharian, saat itu leyeh-leyeh di rumah berbulan-bulanπŸ˜‚ Akhirnya, sambil tetap melamar pekerjaan ke berbagai perusahaan, saya berbakti pada orang tua dengan ikut mendaftar seleksi CPNS. Perlu diketahui bahwa proses seleksi CPNS ini dari pengumuman satu ke pengumuman lainnya sangat panjang jedanya, bisa hampir 1 bulan tanpa kepastian. Setiap hari ibu saya menanyakan apa pendaftaran sudah dibuka, setelah pendaftaran, ibu saya menanyakan setiap hari kapan pengumuman seleksi administrasi, lalu setelah lolos ibu saya a