Jemuran di rooftop adalah saksi bisu dinamika kehidupan Jatinangor.
Di indekos dengan rooftop untuk mejemur baju, atau sekedar mencari sinyal, bisa terlihat berbagai macam jemuran, atap Jatinangor biasanya warna-warni saat periode perkuliahan.
Kalau atap Jatinangor mulai didominasi oranye genteng dan abu semen, bisa jadi kamu sedang ada di akhir tahun, atau di hari lebaran, karena jemuran diturunkan, dan manusia pulang dari perantauan.
Atau mungkin, sedang ada keadaan darurat yang mengharuskan manusia untuk pulang ke kampung halaman. Seperti saat ini. Bisa terlihat satu dua rooftop warna-warni jemuran. Mungkin punya manusia yang bertahan di perantauan, atau malah sengaja ditinggal karena ingin cepat-cepat pulang.
Ada satu tempat dengan warna-warni jemuran, bukan cuma di atapnya, di jendela juga. Asrama kampus. Entah itu pertanda baik atau buruk. Bisa jadi keduanya. Baik karena anak manusia terawat dan terjamin makannya, buruk karena dipenuhi suasana rindu rumah.
Jemuran yang berganti-ganti secara berkala itu pertanda baik. Masih ada kehidupan di Jatinangor.
Bayangkan, banyak jemuran yang terlalu lama di bawah matahari. Bisa jadi kita sedang ada di fiksi dengan latar belakang post-apocalypse, di mana negeri (kecamatan) nya sudah lama ditinggalkan karena dampak radiasi atau kekeringan dari masa apokalip. Hehe.
Jemuran masih jadi saksi bisu dinamika kehidupan Jatinangor. Selama ada jemuran, ada kehidupan.
*****
Jtn, 3/5/2020; 17.32
Komentar
Posting Komentar