Maskermu menutupi apa?
Maskerku menutupi
wajah, sebentar, sebagai bentuk usaha biar bitnik kecil dan noda hitam di wajahku
hilang.
Masker tetangga
sebelahku menutupi wajah juga, biar bakteri yang keluar dari batuknya tidak
menulari tetanggaku di depan kamarnya, yang memakai masker untuk menutupi
wajahnya, biar tidak terkena bakteri yang keluar dari mulut tetangga
seberangnya.
Masker guru bahasaku
menutupi wajahnya, semuanya, biar lebam-lebam di sisi bibirnya juga di ujung
matanya tidak terlihat orang-orang.
Masker kakak tingkatku
juga menutupi wajahnya, biar sedihnya tidak menulari teman sekelompok tutornya.
Masker teman kelasku
beda lagi, dipakai untuk menutupi kakinya, biar lecet dan kapalan hasil jalan
hampir satu jam dari kosan ke kampus tidak terlihat dan mengganggu teman-teman
di kelas.
Lalu ada, masker temanku
yang lain, ia suka pesta, makan bersama, belanja bersama, apapun dilakukan
bersama-sama; untuk menutupi teriakan kedua orang tuanya yang jarang menoleh
saat ia pulang dengan sedikit sadar.
Ada lagi masker
penjual gorengan di dekat belokan kampus, diletakkan di atas dompet dengan bungkus
plastik gorengan, entah untuk menutupi uang di dalamnya atau menutupi kebenaran
kalau semakin berjalan tahun ini, semakin sepi pula uang yang masuk ke
dompetnya.
Ternyata, masker bukan
hanya untuk menutupi wajah.
*****
Jtn, 26/4/2020; 17.30
Komentar
Posting Komentar