Langsung ke konten utama

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – Seleksi Administrasi

Lulus Februari 2021, saya langsung tancap keyboard, melamar ke berbagai perusahaan lewat platform jobseeker online, bersaing dengan 3000 lebih pelamar di setiap perusahaannya. Kalau dihitung lebih dari 100 perusahaan yang saya lamar, menyesuaikan CV berkali-kali, tapi nihil. Bisa dihitung jari yang masuk tahap wawancara.

Orang tua memang sudah dari awal saya lulus berharap untuk saya ikut seleksi PNS karena kasihan melihat saya yang dari SD selalu berkegiatan penuh seharian, saat itu leyeh-leyeh di rumah berbulan-bulanπŸ˜‚

Akhirnya, sambil tetap melamar pekerjaan ke berbagai perusahaan, saya berbakti pada orang tua dengan ikut mendaftar seleksi CPNS. Perlu diketahui bahwa proses seleksi CPNS ini dari pengumuman satu ke pengumuman lainnya sangat panjang jedanya, bisa hampir 1 bulan tanpa kepastian. Setiap hari ibu saya menanyakan apa pendaftaran sudah dibuka, setelah pendaftaran, ibu saya menanyakan setiap hari kapan pengumuman seleksi administrasi, lalu setelah lolos ibu saya akan menanyakan setiap hari kapan tes SKD, begitu seterusnya sampai pengumuman akhir πŸ˜‚.

Seingat saya, saya tidak berusaha mencari informasi apa-apa sebelum pendaftaran dibuka. Kebetulan saya positif Covid beberapa hari sebelum pendaftaran dibuka, jadi saya rebahan saja di rumah sampai lihat explore di browser kalau pendaftaran sudah dibuka. Rentang waktu pendaftaran lumayan panjang, 30 Juni sampai 21 Juli 2021, akhirnya diperpanjang sampai 26 Juli. Saya menyiapkan berkas-berkas yang ada sambil isolasi mandiri.

 

Pendaftaran

Pendaftaran dilakukan di website SSCASN sscasn.bkn.go.id dengan mengunggah dokumen-dokumen. Di tahun 2021, dokumen yang dibutuhkan saat pendaftaran adalah:

  1. Scan KK
  2. Scan KTP/Surat keterangan dari Dinas Dukcapil
  3. Scan Ijazah
  4. Scan transkrip nilai akhir pendidikan terakhir
  5. Pas foto latar merah
  6. Foto selfie
  7. Dokumen lain, tergantung instansi yang dilamar

Saat era pendaftaran akan dibuka, banyak sekali media-media yang menginformasikan tahapan pendaftaran CPNS. Selain itu, website SSCASN juga menyediakan pdf panduan pendaftaran (masih saya simpan sampai sekarang), lalu kalau tidak salah ada twitter khusus pendaftaran CPNS dari BKN yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Jadi untuk tahapan pendaftaran termasuk mudah harusnya, tapi entah seingat saya tetap banyak yang tanya-tanya, mungkin karena CPNS ini sangat krusial bagi banyak orang sehingga gak mau ada langkah yang salah.


Pengisian Biodata

Setelah mendaftar, calon peserta akan diberikan Kartu Informasi Akun, di-download dan disimpan, ya. Setelah itu calon peserta akan diarahkan ke halaman pengisian biodata. Di halaman ini peserta akan memilih menjadi peserta disabilitas atau non disabilitas. Kalau memilih disabilitas, peserta harus mengunggah video buktinya.

Saat biodata ini di-submit, maka tidak bisa diubah lagi. Saya ingat bolak-balik menyesuaikan karena takut ada yang terlewat atau typo.


Menentukan Formasi

Tahapan selanjutnya adalah inti dari seleksi administrasi ini, di mana pilihan kita menentukan peluang kita lolos tiap tahapan.

Pada saat itu, saya sama sekali tidak tertarik mengikuti seleksi CPNS karena tidak sejalan dengan apa yang sudah saya rencanakan dalam life plan saya. Jadi saya belum ada bayangan instansi mana dan formasi apa yang harus saya daftar.

Ada banyak video di Youtube yang menjelaskan tips, trik, dan strategi memilih formasi agar peluang diterima lebih besar. Setelah menonton beberapa video, saya merasa video-video yang ada kurang cocok untuk saya yang masih punya idealisme tentang memilih di mana dan bekerja sebagai apa πŸ˜….

Pertimbangan saya dalam memilih formasi:

  1. Kementerian/lembaga (K/L) yang menerima jurusan saya, S1 Psikologi
  2. K/L di mana saya bisa bermanfaat nyata/menolong masyarakat
  3. Bidang pekerjaan yang termasuk ke dalam Psikologi Pendidikan, Psikologi Perkembangan, atau Psikologi Forensik
  4. Di Pulau Jawa, yang paling dekat dengan domisili atau kampung halaman
  5. Kebutuhan personel yang banyak dalam satu formasi = peluang lolos ke tahap SKB akan lebih besar

Maka berdasarkan pertimbangan di atas, saya mencari formasi ke pemerintah daerah domisili saya, kampung halaman saya, dan kota di dekat domisili dan kampung halaman saya untuk mendaftar formasi. Tapi instansi-instansi tersebut tidak ada yang membuka formasi dari S1 psikologi πŸ˜₯.

Lalu saya mencari ke kementerian, sambil melihat juga formasi di pemerintah provinsi dan DKI Jakarta sekedar untuk lihat-lihat. Saya sudah membayangkan pasti yang mendaftar ke DKI dan kementerian jauh lebih banyak dari pemda, karena pada umumnya kebutuhan formasi lebih banyak. Kalau di daerah, satu formasi biasa diisi oleh 1-2 orang, di pemprov, DKI, dan kementerian bisa diisi oleh lebih dari 10 orang.

Saya juga melihat-lihat formasi di MA, MK, Kejagung, dll. Ada beberapa formasi S1 Psikologi yang ditawarkan, tapi saya berpikir apakah saya bisa berkembang dengan keilmuan saya di tempat-tempat tersebut, juga apa kontribusi nyata yang bisa saya berikan. Ditambah dengan pendaftar yang menurut informasi twitter BKN sudah puluhan ribu, saya memutuskan untuk tidak mendaftar ke sana.

Di daftar formasi yang dibuka ini saya baru tahu ada Badan dan Lembaga yang masuk ke dalam daftar K/L juga, seperti BNN, Basarnas, dll. Maka saya lebih fokus untuk melihat-lihat formasi di sana.

Setelah banyak sekali pertimbangan, saya mendaftar jadi analis organisasi di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Formasi ini dibuka juga untuk jurusan hukum, jurusan politik, dan jurusan administrasi, dengan kebutuhan 2 orang (yang diloloskan ke tahap SKB adalah 3 kalinya = 6 orang). Saya berpikir bahwa pendaftar lembaga non-kementerian akan lebih sedikit (untung tidak semua orang berpikir seperti itu heheheπŸ˜…).

Sebenarnya kuota 2 orang dengan banyak jurusan yang dibuka itu terhitung sangat sedikit peluangnya, tapi dengan pertimbangan nomor 1, 2, dan 4, saya memutuskan untuk tetap mendaftar di formasi tersebut.

 

Mendaftar Formasi

Halaman formasi itu beda dengan halaman pendaftaran formasi, jadi bisa keluar dulu untuk menentukan formasi mana yang mau didaftarkan. Lalu pada pendaftarannya, saya harus memilih jenis seleksi, apakah PPPK Guru, CPNS, atau PPPK non guru.

Setelah itu, saya mengisi instansi yang saya tuju, serta jenis formasinya ada Umum, Lulusan Terbaik, Penyandang Disabilitas, atau Putra/Putri Papua. Tentu saja dengan nilai akhir saya yang biasa saja, saya memilih formasi umum hohoho.

Lalu, di halaman ini calon peserta akan mengisi formasi yang diinginkan, lokasi tes, nilai TOEFL, juga pendidikan terakhir seperti tahun lulus dan akreditasi. Nilai TOEFL yang saya gunakan adalah nilai prediksi TOEFL PBT dari lembaga resmi penyelenggara simulasi TOEFL, jadi tidak harus TOEFL yang beneran. Mahal bro, apa lagi kalau kamu gak punya rencana mendaftar beasiswa atau kerja yang butuh TOEFL resmi.

Sesuai dengan formasi yang didaftarkan, dokumen yang harus diunggah pun berbeda. Dokumen yang pasti diunggah adalah scan ijazah. Jangan lupa cek website instansi yang kita daftar untuk mengetahui dokumen tambahan yang harus diunggah.

Proses pengunggahan dokumen ini membutuhkan kesabaran. Gak bisa sekali lalu berhasil. Padahal saya bisa download film, tapi mengunggah scan ijazah gagal terus. Jadi pertimbangkan juga saat nanti mendaftar jangan mepet deadline.

 

Hasil

Setelah menyelesaikan pendaftaran, saya tidak bisa mengedit lagi biodata dan berkas-berkas yang diunggah. Saya mencetak kartu peserta ujian yang di dalamnya juga ada daftar ceklis verifikasi berkas yang akan diisi petugas verifikasi (secara online).

Kartu Pendaftaran


Hasil seleksi administrasi diumumkan oleh K/L masing-masing dengan diberi rentang waktu oleh BKN ditambah rentang waktu untuk mengajukan sanggah bagi peserta tidak lolos yang keberatan.

Pengumuman seleksi administrasi akhir K/L tempat saya mendaftar diumumkan tanggal 15 Agustus 2021 dengan 1910 peserta lolos seleksi administrasi dari sekitar 3 ribu peserta yang mendaftar. Dari formasi yang saya daftar, ada 149 orang yang lolos termasuk saya. Artinya, saya harus mendapatkan setidaknya nilai tertinggi ke-6 di formasi saya untuk bisa lolos seleksi SKD.

πŸ‘‰ Next: Cerita pengalaman tes SKD CPNS

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – SKD Part 2: Hari-H

Sebelumnya: SKD Part 1 πŸ‘ˆ Akhirnya lanjut lagi setelah setahun πŸ˜‚πŸ™πŸ» 8 Oktober 2023. Dresscode peserta ujian adalah kemeja putih dan rok/celana hitam dengan kerudung hitam untuk yang memakai kerudung, sepatu pantofel tertutup berwarna gelap. Saya cuma punya rok dan kerudung saja. Sepatu pantofel dipinjamkan oleh sepupu yang anak Paskibra, kemeja baju putih dipinjamkan sepupu laki-laki. Karena Covid-19, persyaratan jadi lumayan ribet. Peserta diharuskan memakai masker 3 ply + masker kain yang waktu saya coba ya Allah gak bisa bernapas rasanya. Lalu harus juga membawa tes PCR atau Antigen. Saya tentunya memilih opsi paling murah. Karena saya dapat sesi jam 3 sore, paginya saya bisa tes Antigen dengan tenang. Saya berangkat bersama ibu saya jam 7 pagi, tes Antigen, lalu naik kereta turun di Stasiun Duren Kalibata (sekarang udah tahu stasiun kereta yang lebih dekat πŸ₯²), naik angkot, lalu jalan santai ke gedung tempat pelaksanaan tes. Waktu kami tiba, baru jam 11an. Sepanjang jalan

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – SKD Part 1

Sebelumnya: Seleksi Administrasi  πŸ‘ˆ Sejak pengumuman lolos kelengkapan administrasi, pengumuman informasi tes pertama, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) diunggah di akhir Agustus 2021 di website instansi masing-masing. Membaca pengumuman ini adalah part ribet-ribetnya karena banyak yang harus dicermati, seperti berkas yang harus dibawa, lokasi dan waktu tes, dan persyaratan sebelum ujian. Harus baca berkali-kali karena takut ada yang terlewat πŸ˜‚ Saya mendapat jadwal ujian di tanggal 8 Oktober 2021 sesi ke II di hari Jumat. Lokasinya di salah satu gedung TNI AD di Cijantung. Waktu baca dapat sesi ke II langsung bersyukur karena artinya tidak harus jadi pejuang subuh dari rumah ke Jakarta wkwk. Persyaratan Ikut Ujian Karena sedang pandemi, prosesnya kata orang-orang yang sudah pernah ikut seleksi sebelumnya, lebih panjang dan ribet.   Saya harus vaksin pertama kalau mau lolos masuk tesnya. Saya mendaftar vaksin 3 minggu setelah negatif Covid, saat sudah sampai sana, ternyata dilarang