Sebelumnya: Seleksi Administrasi π
Sejak pengumuman lolos kelengkapan administrasi, pengumuman informasi tes pertama, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) diunggah di akhir Agustus 2021 di website instansi masing-masing. Membaca pengumuman ini adalah part ribet-ribetnya karena banyak yang harus dicermati, seperti berkas yang harus dibawa, lokasi dan waktu tes, dan persyaratan sebelum ujian. Harus baca berkali-kali karena takut ada yang terlewat π
Saya mendapat jadwal ujian di tanggal 8 Oktober 2021 sesi ke II di hari Jumat. Lokasinya di salah satu gedung TNI AD di Cijantung. Waktu baca dapat sesi ke II langsung bersyukur karena artinya tidak harus jadi pejuang subuh dari rumah ke Jakarta wkwk.
Persyaratan Ikut Ujian
Karena sedang pandemi, prosesnya kata orang-orang yang sudah pernah ikut seleksi sebelumnya, lebih panjang dan ribet.
Saya harus vaksin pertama kalau mau lolos masuk tesnya. Saya mendaftar vaksin 3 minggu setelah negatif Covid, saat sudah sampai sana, ternyata dilarang vaksin karena belum 1 bulan negatif. Kembalilah saya minggu berikutnya, lalu ternyata ada aturan yang baru saja ditentukan sehari sebelum rencana vaksin saya, kalau baru boleh vaksin setelah 3 bulan negatifπ . Jarak dari pengumuman ke tes tidak sampai 3 bulan. Jadi saya daftar vaksin di DKI yang ternyata sudah boleh asal sudah sebulan hahaha.
Kartu peserta dan formulir deklarasi sehat akan bisa diunduh saat pengumuman
lolos administrasi.
Tentang SKD
Seperti yang saya bilang di postingan sebelumnya kalau saya belum ada keinginan kuat untuk lolos seleksi CPNS, jadi saya tidak tahu apa-apa tentang rangkaian tesnya. Setelah lolos seleksi administrasi, saya langsung mencari-cari bagaimana tes SKD itu dengan menonton video-video di Youtube.
Komponen tes SKD kurang lebih begini:
1. Tes Wawasan Kebangsaan (30 soal)
UUD, Pancasila, Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, NKRI, sejarah. Harus dihafal, susah deh pokoknyaπ’. Pelajaran PKn dan sejarah SMA banyak yang keluar. Saya ingat banyak dapat pertanyaan tentang pemaknaan setiap sila, tugas MPR, DPR, kapan BPUPKI dibentuk, siapa saja anggota PPKI, perang-perang daerah dan terjadinya kapan.
2. Tes Inteligensi Umum (35 soal)
Ini kurang lebih sama seperti Tes Potensi Akademik (TPA) di SBMPTN. Ada matematika dasar, pola-pola dan bentuk, logika, dsb. Menurut saya ini yang paling mudah dari yang lain (walaupun nilainya gak tinggi-tinggi amatπ ). Di psikologi saya juga banyak belajar tentang pola dan bentuk dalam tes-tes inteligensi psikologi, jadi sudah familiar dengan polanya.
3. Tes Karakteristik Pribadi (45 soal)
Kesan pertama waktu nonton video-video pembahasan: Oh, ini untuk cuci otak. WKWKWKWK. Ada kasus dengan lima pilihan jawaban, skor ditentukan berdasarkan jawaban yang kita pilih, dari yang menurut pembuat soal pantas (skor 5) sampai tidak pantas (skor 1) dilakukan.
Awal mengerjakan latihan TKP saya idealis, karena tidak semua jawaban sempurna (skor 5) sesuai dengan logika sayaπ. Hasilnya ya nilainya rendah lah hohoho. Tapi setelah memahami polanya, saya mengerjakannya dengan strategi saja, tanpa bawa hati dan berpikir panjang. Pokoknya yang menurut pemerintah baik sajaπ.
Soal-soal TKP ini mungkin harapan para sesepuh terhadap ASN masa kini, bagaimana harusnya ASN berperilaku. Tapi sayangnya, TKP hanya sekedar TKP. Idealisme akhirnya harus dibarengi dengan kondisi lapangan dan harapan rakyat.
Selain TKP yang skornya tergantung pilihan jawaban, TWK dan TIU kalau
benar dapat skor 5, kalau salah 0. Kalau benar semua maka skor maksimalnya 550.
Terlihat sederhana bukan? Tapi katanya jarang ada yang dapat skor 400 ke atas di SKD tahun sebelumnya. Sudah membayangkan pasti akan seperti SBMPTN yang soalnya bikin hah hoh hah hoh.
Persiapan/Belajar
Beberapa hari menonton video pembahasan soal dan merangkum poin-poin yang sering keluar, saya merasa butuh untuk latihan soal agar tidak kagok saat ujian nanti. Banyak sekali pihak yang menawarkan jasa latihan intensif seleksi CPNS dari SKD, SKB, sampai wawancara dan psikotes.
Setelah melihat-lihat banyak website dan akun jasa latihan seleksi CPNS,
saya memutuskan untuk mengambil paket di web belajar yang bisa mengerjakan soal
dan tryout SKD saja tanpa bimbingan guru alias belajar mandiri. Pertimbangan
saya waktu itu karena:
- Saya orangnya pemalas, ditambah belum adanya niat dari dalam diri, takut tidak bisa komitmen kalau harus ikut jadwal pengajar
- Span atensi saya pendek, gampang terdistraksi dengan hal lain (makanan, buku, serial, film, dsb); jadi harus fleksibel waktunya
- Materi SKD sejauh ini bisa saya pelajari sendiri dengan melihat panduan orang-orang baik di Youtube
- Tentu saja biaya
Dengan mengambil paket yang mandiri, saya sudah mendapat kisi-kisi materi dalam bentuk teks, 20 kali tryout, dan total 60 soal latihan. Lumayan. Lumayan lama satu kali mengerjakanπ
Kalau tidak salah, 2 minggu pertama saya habiskan buat membaca semua materi dan merangkum TWK. Tapi setelah beberapa hari, saya menyerahπ. Saya hanya merangkum pola-pola penting TIU dan membaca sisanya.
Setelah selesai membaca materi, saya melanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan. Jam konsentrasi saya sedang bagus adalah pagi, jadi biasanya saya belajar dari jam 7 sampai baterai atensi saya habis (biasanya belum jam 10 sudah terdistraksi hehehe).
Latihan yang pertama saya habiskan adalah latihan TKP, lalu setelah itu TIU dan TWK bergantian. Menurut saya mengerjakan TKP paling membosankan dan kalau dibaca satu-satu lama sekali, bukannya bikin yakin dengan jawaban yang dipilih, malah bikin ragu, pusing jadinya hohoho. Tipe pertanyaannya begitu-begitu saja, dan karena sudah tau perkiraan polanya, jadi tidak perlu banyak berpikir.
Selesai latihan, saya lanjut ke tryout. Ada 20 tryout. Pertama-tama saya ambis, sehari bisa mengerjakan 2-3 tryout. Setiap habis tryout selalu membahas sendiri jawaban yang salah. Kalau dihitung-hitung, waktu membahas soal yang saya tidak mengerti + leyeh leyeh = waktu pengerjaan tryoutπ
Lalu karena kewalahan, jadi satu hari satu tryout saja, itu pun tidak setiap hari, diselingi dengan buat jurnal skripsi, melengkapi berkas yang harus dibawa saat hari H, juga interviu atau tes kerja (saya masih aktif melamar pekerjaan). Bisa dilihat di ss-an, di tengah-tengah banyak bolongnya. Baru seminggu sebelum ujian mulai tryout lagiπ .
Pengalaman saya saat SBMPTN, soal-soal latihan TPA (TIU) sudah susah, lalu di hari H jauh lebih susah. Jadi saya cari-cari soal di luar karena menurut saya, soal-soal TIU yang saya kerjakan tidak sesulit SBMPTN.
Melihat peserta lain yang curhat bisa belajar seharian, saya tidak berharap banyak. Apalagi ada tryout saya yang tidak lulus di minggu terakhir. Tapi lagi-lagi saya memilih santai saja, karena pengalaman dari kecil, memforsir diri saya untuk belajar seharian, menghafal materi mendekati hari h, hasilnya sama saja seperti belajar santaiπ . Satu minggu akhir saya lebih fokus ke baca-baca TWK dan berdoa.
Oh ya, dua hari sebelum hari-H, saya dan ibu berangkat dari rumah ke tempat tes untuk mengecek rute kereta dan busway yang paling tidak memakan waktu. Ternyata jarak dari tempat berhenti angkot ke gedung subhanallah capek juga jalannya. Untung di kawasan kompleks TNI AD jadi rindang gitu dikelilingi pepohonan hoho. Jauh juga bagian Jakarta yang ini.
Besok saya cerita hari H SKDnyaπ
KK mau tanya. Kl beli es cendol yang jauh dimana ya
BalasHapus