Cerita ini pertama kali aku dengar Ramadhan 2 tahun yang lalu di sebuah stasiun radio di Purworejo, karena aku agak lupa judul dan detailnya, jadi aku buat ulang dengan sedikit banyak perubahan.
****
George Stevanson, pendaki berdarah Belanda-Kanada itu menatap tumpukan salju di depannya, menyingkirkan tumpukan salju itu, tanpa ada rasa takut akan badai salju yang sepertinya akan datang sebentar lagi.
Mr. Stevan, siapa yang tak mengenalnya? Lelaki muda berumur 29 tahun yang telah mendaki berbagai pegunungan di dunia, badai, panas, tak pernah bisa menghalanginya. Karena itu dia juga di kenal sebagai pendaki yang egois dan keras kepala.
Awan semakin gelap, salju makin bertambah banyak turun, namun ia malah mengeluarkan sebilah pisau tajam dan terus mendaki, memanjat tebing, dan tiba-tiba...
=====
Matanya mulai terbuka, menatap sekeliling, dan setelah ia sadar, dia berteriak sekencang-kencangnya sambil memberontak, saat ia sadar ia tergantung pada tebing di ketinggian yang ia pun tak tahu.
Saat ia masih terlena dengan kepanikannya, "Putuskan talinya..." bisikan itu seperti angin, dan arahnya mengikuti arah angin, Stevan memicingkan mata melihat sekeliling, tak ada siapapun di sana, ia melihat ke bawah, tumpukan salju itu dekat dengan kakinya.
Entah kenapa ia ragu untuk memotong talinya, padahal pisau tertancap di samping tubuhnya, "Putuskan talinya..." lagi, sampai 3 kali berturut-turut. Stevan kebingungan, ia takut kalau memotong talinya ia akan terperosok jatuh. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak memotong talinya dan berdiam menunggu pertolongan.
=====
Clive Marvington, pendaki berusia 34 tahun yang masih kuat menghantam badai bersama 5 orang warga desa di sekitar pegunungan menemukan sesosok tubuh yang tak bernyawa tergantung di atas tebing oleh seutas tali tertutup salju, George Stevanson, pendaki itu juniornya, yang keras kepala, siapa yang tak tahu?
Mr. Clive tak menyangka akhirnya akan seperti ini, ia masih terus bertanya-tanya, kenapa Stevanson tak memotong tali saja, padahal saljunya hanya berjarak 1 meter dari tubuhnya, dan padahal ada pisau yang menancap di tebing.
*****
Itulah akhir dari seorang George Stevanson, andai saja ia tak egois dan mau mendengarkan bisikan itu, ia pasti sudah selamat dan mendapat rekor dunia, karena telah berhasil medaki puncak tertinggi di Amerika.
****
George Stevanson, pendaki berdarah Belanda-Kanada itu menatap tumpukan salju di depannya, menyingkirkan tumpukan salju itu, tanpa ada rasa takut akan badai salju yang sepertinya akan datang sebentar lagi.
Mr. Stevan, siapa yang tak mengenalnya? Lelaki muda berumur 29 tahun yang telah mendaki berbagai pegunungan di dunia, badai, panas, tak pernah bisa menghalanginya. Karena itu dia juga di kenal sebagai pendaki yang egois dan keras kepala.
Awan semakin gelap, salju makin bertambah banyak turun, namun ia malah mengeluarkan sebilah pisau tajam dan terus mendaki, memanjat tebing, dan tiba-tiba...
=====
Matanya mulai terbuka, menatap sekeliling, dan setelah ia sadar, dia berteriak sekencang-kencangnya sambil memberontak, saat ia sadar ia tergantung pada tebing di ketinggian yang ia pun tak tahu.
Saat ia masih terlena dengan kepanikannya, "Putuskan talinya..." bisikan itu seperti angin, dan arahnya mengikuti arah angin, Stevan memicingkan mata melihat sekeliling, tak ada siapapun di sana, ia melihat ke bawah, tumpukan salju itu dekat dengan kakinya.
Entah kenapa ia ragu untuk memotong talinya, padahal pisau tertancap di samping tubuhnya, "Putuskan talinya..." lagi, sampai 3 kali berturut-turut. Stevan kebingungan, ia takut kalau memotong talinya ia akan terperosok jatuh. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak memotong talinya dan berdiam menunggu pertolongan.
=====
Clive Marvington, pendaki berusia 34 tahun yang masih kuat menghantam badai bersama 5 orang warga desa di sekitar pegunungan menemukan sesosok tubuh yang tak bernyawa tergantung di atas tebing oleh seutas tali tertutup salju, George Stevanson, pendaki itu juniornya, yang keras kepala, siapa yang tak tahu?
Mr. Clive tak menyangka akhirnya akan seperti ini, ia masih terus bertanya-tanya, kenapa Stevanson tak memotong tali saja, padahal saljunya hanya berjarak 1 meter dari tubuhnya, dan padahal ada pisau yang menancap di tebing.
*****
Itulah akhir dari seorang George Stevanson, andai saja ia tak egois dan mau mendengarkan bisikan itu, ia pasti sudah selamat dan mendapat rekor dunia, karena telah berhasil medaki puncak tertinggi di Amerika.
Komentar
Posting Komentar