Langsung ke konten utama

Kanak-Kanak

Kanak-kanak... Kalian pasti tau kan?

Kanak-kanak di berbagai rumah mewah, dengan ayah ibu bussinessman, berpakaian jas mungil ala bangsawan, duduk di meja makan, mengetuk-ketuk sendok, dan makanan datang, makan dengan gembira, bermain di rumah sepanjang hari bersama ibu asuh, pipi tembam, mata indah, mulut mungil itu gembira, mungkin terkadang ketika orang tuanya datang dia acuh, karena mungkin ia menganggap ibu asuhnya sebagai ibunya.

Kanak-kanak di berbagai rumah mewah,  dengan ayah ibu bussinessman, berpakaian jas mungil ala bangsawan, duduk di meja makan, membiarkan sendoknya, duduk bertopang dagu, sok dewasa,
dengan wajah cemberut, memandangi setiap sudut rumah mewah ayah ibunya, sepi... berpikir sejak kapan ayah dan ibu pergi pagi pulang larut, kenapa sepanjang hari harus berada di dalam rumah bersama ibu asuhnya. Makan, lebih memilih diam dari pada berlari-larian di rumah besar tapi tak ada yang mengejar, istana berubah menjadi seperti menara Rappunzel. Orang tuanya seakan menjaganya tapi tidak menjaganya.

Kanak-kanak di berbagai rumah mewah, dengan ayah ibu bussinessman, berpakaian jas mungil ala bangsawan, duduk di meja makan, mengetuk-ketuk sendok, dan makanan datang, makan dengan gembira, di antara ayah dan ibu yang masih bisa membagi waktu dengannya, masih bisa berkumpul setiap hari Minggu, jalan-jalan ke taman kota, nonton kartun favorit.

Kanak-kanak di berbagai rumah sederhana, makan lesehan, lauk pauk lezat sederhana, makan bersama keluarga, dingin karena hujan, hangat karena semua lengkap.

Kanak-kanak di bawah kolong jembatan, ada yang tidak punya ayah, tidak punya ibu, tidak punya ayah dan ibu. Ada kanak-kanak yang setiap malam memandangi bulan seakan memandangi ibu dan ayahnya, ada kanak-kanak yang acuh, berpikir keras terhadap lingkungan. Mengumpulkan tutup botol di sekitar lampu merah, merangkainya menjadi nada-nada ritmis, sangat cocok saat hujan gerimis. Mengambil makanan sisa di tong sampah depan restoran bintang 5. Belajar membaca dari koran bekas bungkus cabai di pasar kotor, memaksa otaknya berpikir dewasa. Ada juga yang tidur ditemani nyanyian nyamuk, ada yang tidur nyenyak duduk di pelukan ayah ibu walaupun di atas alas kardus basah. Ah... itu yang indah.

Berjuta kanak-kanak di dunia, dengan berbagai macam keadaan, mereka tetap kanak-kanak, kanak-kanak, mungil, lucu, sekeras apapun mereka butuh kasih sayang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – SKD Part 2: Hari-H

Sebelumnya: SKD Part 1 👈 Akhirnya lanjut lagi setelah setahun 😂🙏🏻 8 Oktober 2021. Dresscode peserta ujian adalah kemeja putih dan rok/celana hitam dengan kerudung hitam untuk yang memakai kerudung, sepatu pantofel tertutup berwarna gelap. Saya cuma punya rok dan kerudung saja. Sepatu pantofel dipinjamkan oleh sepupu yang anak Paskibra, kemeja baju putih dipinjamkan sepupu laki-laki. Karena Covid-19, persyaratan jadi lumayan ribet. Peserta diharuskan memakai masker 3 ply + masker kain yang waktu saya coba ya Allah gak bisa bernapas rasanya. Lalu harus juga membawa tes PCR atau Antigen. Saya tentunya memilih opsi paling murah. Karena saya dapat sesi jam 3 sore, paginya saya bisa tes Antigen dengan tenang. Saya berangkat bersama ibu saya jam 7 pagi, tes Antigen, lalu naik kereta turun di Stasiun Duren Kalibata (sekarang udah tahu stasiun kereta yang lebih dekat 🥲), naik angkot, lalu jalan santai ke gedung tempat pelaksanaan tes. Waktu kami tiba, baru jam 11an. Sepanjang jalan...

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – SKD Part 1

Sebelumnya: Seleksi Administrasi  👈 Sejak pengumuman lolos kelengkapan administrasi, pengumuman informasi tes pertama, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) diunggah di akhir Agustus 2021 di website instansi masing-masing. Membaca pengumuman ini adalah part ribet-ribetnya karena banyak yang harus dicermati, seperti berkas yang harus dibawa, lokasi dan waktu tes, dan persyaratan sebelum ujian. Harus baca berkali-kali karena takut ada yang terlewat 😂 Saya mendapat jadwal ujian di tanggal 8 Oktober 2021 sesi ke II di hari Jumat. Lokasinya di salah satu gedung TNI AD di Cijantung. Waktu baca dapat sesi ke II langsung bersyukur karena artinya tidak harus jadi pejuang subuh dari rumah ke Jakarta wkwk. Persyaratan Ikut Ujian Karena sedang pandemi, prosesnya kata orang-orang yang sudah pernah ikut seleksi sebelumnya, lebih panjang dan ribet.   Saya harus vaksin pertama kalau mau lolos masuk tesnya. Saya mendaftar vaksin 3 minggu setelah negatif Covid, saat sudah sampai sana, ternyata...

Hidup dan Beriman: Refleksi dari Sebuah Pilihan

"Kalau tentang pemikiran-pemikiran bunuh diri dan destruktif bagaimana?" "Hmm... Kalau itu sebenernya saya bisa mengendalikan sendiri. Pikiran-pikiran bunuh diri itu memang selau terlintas setiap hari, tapi saya tahu saya gak akan melakukannya karena memang saya tidak berniat untuk itu, hanya sekadar pemikiran yang biasa lewat." Lalu pembahasan kami beralih ke pikiran negatifku yang lain. Yang sangat banyak. Tapi saat itu aku sadar, kalau sebenarnya aku capable untuk memilih . Ternyata aku bisa dengan sadar memilah hal-hal yang menjagaku tetap dalam koridor yang tepat, dalam kasusku, menahan diri untuk tidak mati. Jumat lalu kebetulan baca arti Al-Kahfi, di ayat 29 ada potongan, "...Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir. Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta...