Langsung ke konten utama

Cerita Tentang Bayi dan Anak Ayam

Hai, Assalamu’alaikum, di posting ini saya akan mengkutip sebuah cerita yang saya ambil dari show Mario Teguh Golden Ways tanggal 11 Juli 2011 kemarin.




Apa jadinya jika seorang anak balita memegang sebuah mainan plastik? Tentunya dia akan senang, kan? Mungkin dia akan terus menggenggamnya sepanjang hari, dibawanya saat ia tidur, membawanya kemana pun ia pergi. Memainkannya dengan melemparkannya ke sudut kamarnya.



Dan apa jadinya jika balita itu diberi seekor anak ayam yang baru menetas? Ya, mungkin dia akan menggenggamnya sangat keras, tidak mau melepaskannya, sehingga kalian akan tahu apa yang terjadi, ya, si anak ayam itu tak dapat bernapas dan akhirnya mati, dan setelah itu, balita itu mungkin akan menangis, melempar sang ayam yang sudah tak bernyawa itu ke lantai, ke tanah, lalu ia mengambilnya lagi, melakukan hal yang sama berkali-kali, lalu setelah lelah dan putus asa, ia akan menendang anak ayam itu dan tak mempedulikannya lagi namun ia tetap menangis.



Dari kutipan di atas, kita bisa mengartikan, saat sang balita menggenggam erat anak ayam itu sampai kehabisan napas dan mati, itu menandakan, anak itu sangat sangat sayang kepada anak ayam itu, sehingga ia tak ingin melepaskan ayam itu dalam pandangan dan genggamannya sedikit pun karena ia terlalu sayang kepada anak ayam itu, tapi kita tahu, dia terlalu menyayangi anak ayam itu sehingga terlalu membuat anak ayam itu kesakitan.



Saat sang ayam tak bernyawa itu dibantingnya ke lantai, ke tanah, itu menandakan bahwa sang bayi tidak terima kalau ayamnya mati, padahal ia sendiri yang membuatnya mati, ia terus berusaha membangunkannya supaya hidup kembali.



Dimana saat ia menendang dan tak peduli adalah fase keputus asaan dari bayi itu, menyerah karena ia merasa tak mampu lagi ‘menghidupkan’ anak ayam itu.



Yang menjadi inti disini bukanlah tindakan sang bayi kepada anak ayamnya, tapi dimana saat kita terlalu menyayangi dan mencintai seseorang, kita sampai tak ingin melepaskannya dari pandangan kita.



Kita membuat peraturan-peraturan keras, itu semata-mata karena tak ingin kehilangan orang yang kita cintai, tapi terkadang peraturan itu membuat orang yang kita sayangi itu melawan, merasa tersakiti seperti anak ayam itu.



Berapa banyak anak anda yang membantah dan pulang malam karena anda terlalu banyak mengadakan ketidak toleransian terhadap anak anda yang juga terkadang ingin sesaat bebas? Berapa kali orang yang anda sayang pergi dari anda karena anda terlalu membuat banyak peraturan yang menurutnya tak wajar?



Semoga kisah ini bermanfaat jika ada yang membacanya. Dan bagi yang membacanya tolong berikan komentar anda, juga jika ada yang merasa keberatan tolong didiskusikan bersama.



Thanks for reading, wassalamu’alaikum Wr. Wb J

Komentar

  1. Terimakasih atas atas ceritanya, semoga bermanfaat buat temen-temen lain yang ngebacanya.

    BalasHapus
  2. @ikhbalandie Ya, sama-sama, semoga bisa bermanfaat :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – SKD Part 2: Hari-H

Sebelumnya: SKD Part 1 👈 Akhirnya lanjut lagi setelah setahun 😂🙏🏻 8 Oktober 2021. Dresscode peserta ujian adalah kemeja putih dan rok/celana hitam dengan kerudung hitam untuk yang memakai kerudung, sepatu pantofel tertutup berwarna gelap. Saya cuma punya rok dan kerudung saja. Sepatu pantofel dipinjamkan oleh sepupu yang anak Paskibra, kemeja baju putih dipinjamkan sepupu laki-laki. Karena Covid-19, persyaratan jadi lumayan ribet. Peserta diharuskan memakai masker 3 ply + masker kain yang waktu saya coba ya Allah gak bisa bernapas rasanya. Lalu harus juga membawa tes PCR atau Antigen. Saya tentunya memilih opsi paling murah. Karena saya dapat sesi jam 3 sore, paginya saya bisa tes Antigen dengan tenang. Saya berangkat bersama ibu saya jam 7 pagi, tes Antigen, lalu naik kereta turun di Stasiun Duren Kalibata (sekarang udah tahu stasiun kereta yang lebih dekat 🥲), naik angkot, lalu jalan santai ke gedung tempat pelaksanaan tes. Waktu kami tiba, baru jam 11an. Sepanjang jalan...

Hidup dan Beriman: Refleksi dari Sebuah Pilihan

"Kalau tentang pemikiran-pemikiran bunuh diri dan destruktif bagaimana?" "Hmm... Kalau itu sebenernya saya bisa mengendalikan sendiri. Pikiran-pikiran bunuh diri itu memang selau terlintas setiap hari, tapi saya tahu saya gak akan melakukannya karena memang saya tidak berniat untuk itu, hanya sekadar pemikiran yang biasa lewat." Lalu pembahasan kami beralih ke pikiran negatifku yang lain. Yang sangat banyak. Tapi saat itu aku sadar, kalau sebenarnya aku capable untuk memilih . Ternyata aku bisa dengan sadar memilah hal-hal yang menjagaku tetap dalam koridor yang tepat, dalam kasusku, menahan diri untuk tidak mati. Jumat lalu kebetulan baca arti Al-Kahfi, di ayat 29 ada potongan, "...Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir. Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta...

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – Seleksi Administrasi

Lulus Februari 2021, saya langsung tancap keyboard , melamar ke berbagai perusahaan lewat platform jobseeker online , bersaing dengan 3000 lebih pelamar di setiap perusahaannya. Kalau dihitung lebih dari 100 perusahaan yang saya lamar, menyesuaikan CV berkali-kali, tapi nihi l. Bisa dihitung jari yang masuk tahap wawancara . Orang tua memang sudah dari awal saya lulus berharap untuk saya ikut seleksi PNS karena kasihan melihat saya yang dari SD selalu berkegiatan penuh seharian, saat itu leyeh-leyeh di rumah berbulan-bulan😂 Akhirnya, sambil tetap melamar pekerjaan ke berbagai perusahaan, saya berbakti pada orang tua dengan ikut mendaftar seleksi CPNS. Perlu diketahui bahwa proses seleksi CPNS ini dari pengumuman satu ke pengumuman lainnya sangat panjang jedanya, bisa hampir 1 bulan tanpa kepastian. Setiap hari ibu saya menanyakan apa pendaftaran sudah dibuka, setelah pendaftaran, ibu saya menanyakan setiap hari kapan pengumuman seleksi administrasi, lalu setelah lolos ibu saya a...