Langsung ke konten utama

Untuk Adik-Adik Kelas 12 yang Tidak Lolos SNMPTN


"Dear adik-adik kelas 12 yang tidak lolos SNMPTN...

Itu berarti Allah masih mau lihat perjuangan kamu."
Klise gak sih kalimat di atas?

Kalimat-kalimat itu mungkin akan sering kamu dengar mulai hari ini. Allah masih mau lihat perjuangan kamu. Iya. Kamu.

Dulu aku mah di'semangat'in gitu sama temen-temen, kakak kelas, dan kakak mentor cuma bisa ngangguk-angguk atau tersenyum pahit. Walaupun gak terlalu berharap dapet SNMPTN dan memang sudah menyangka gak akan lolos, eh ternyata... tetep sakit, ya. Duh.

Tapi pernah gak sih kamu meresapi kalimat itu?

Aku pernah, kemarin-kemarin waktu dinyatakan lolos SBMPTN, aku pernah memikirkannya. Tapi sekarang, aku seperti tiba-tiba disadarkan.

"Riz, di sini loh kamu sekarang. Jurusan yang dulu aja gak pernah kamu pikirin tapi sebenernya kamu idam-idamkan. Inget gak jatuh bangun masa-masa intensif bimbel dulu? Allah bener-bener lihat perjuangan kamu yang buat kamu ada di sini sekarang."

Jadi...

Adik-adikku, percaya lah kalau ada yang bilang 'Allah masih mau melihat perjuangan kamu'. Entah itu sekedar hiburan atau nasihat. Karena Allah selalu melihat, mengawasi susah payahnya kamu yang sedang berjuang.

Dan sejatinya Allah sudah berjanji kalau Dia tidak akan mengecewakan hamba-Nya yang berusaha.

"...Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkal lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertawakkal." [3:159]

Maka kalau tidak hari ini, besok pasti akan Allah ganti dengan harga yang lebih baik, bahkan dengan cara yang tidak kamu duga-duga. Ditambah hadiah cinta dari Allah, kurang apa lagi coba?

Aku akan bilang sekali lagi. Semangat adik-adikku! Allah masih ingin melihatmu berjuang.

*****

Dan untuk kamu yang masih kecewa juga sedih hatinya, semoga membaca doa seperti pada gambar bisa mengurangi kesedihanmu :)



Sumedang, 26 April 2017;  19.40
Pernah dipost di LINE dan Facebook

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – SKD Part 2: Hari-H

Sebelumnya: SKD Part 1 👈 Akhirnya lanjut lagi setelah setahun 😂🙏🏻 8 Oktober 2021. Dresscode peserta ujian adalah kemeja putih dan rok/celana hitam dengan kerudung hitam untuk yang memakai kerudung, sepatu pantofel tertutup berwarna gelap. Saya cuma punya rok dan kerudung saja. Sepatu pantofel dipinjamkan oleh sepupu yang anak Paskibra, kemeja baju putih dipinjamkan sepupu laki-laki. Karena Covid-19, persyaratan jadi lumayan ribet. Peserta diharuskan memakai masker 3 ply + masker kain yang waktu saya coba ya Allah gak bisa bernapas rasanya. Lalu harus juga membawa tes PCR atau Antigen. Saya tentunya memilih opsi paling murah. Karena saya dapat sesi jam 3 sore, paginya saya bisa tes Antigen dengan tenang. Saya berangkat bersama ibu saya jam 7 pagi, tes Antigen, lalu naik kereta turun di Stasiun Duren Kalibata (sekarang udah tahu stasiun kereta yang lebih dekat 🥲), naik angkot, lalu jalan santai ke gedung tempat pelaksanaan tes. Waktu kami tiba, baru jam 11an. Sepanjang jalan...

Pengalaman Seleksi CPNS 2021 – SKD Part 1

Sebelumnya: Seleksi Administrasi  👈 Sejak pengumuman lolos kelengkapan administrasi, pengumuman informasi tes pertama, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) diunggah di akhir Agustus 2021 di website instansi masing-masing. Membaca pengumuman ini adalah part ribet-ribetnya karena banyak yang harus dicermati, seperti berkas yang harus dibawa, lokasi dan waktu tes, dan persyaratan sebelum ujian. Harus baca berkali-kali karena takut ada yang terlewat 😂 Saya mendapat jadwal ujian di tanggal 8 Oktober 2021 sesi ke II di hari Jumat. Lokasinya di salah satu gedung TNI AD di Cijantung. Waktu baca dapat sesi ke II langsung bersyukur karena artinya tidak harus jadi pejuang subuh dari rumah ke Jakarta wkwk. Persyaratan Ikut Ujian Karena sedang pandemi, prosesnya kata orang-orang yang sudah pernah ikut seleksi sebelumnya, lebih panjang dan ribet.   Saya harus vaksin pertama kalau mau lolos masuk tesnya. Saya mendaftar vaksin 3 minggu setelah negatif Covid, saat sudah sampai sana, ternyata...

Hidup dan Beriman: Refleksi dari Sebuah Pilihan

"Kalau tentang pemikiran-pemikiran bunuh diri dan destruktif bagaimana?" "Hmm... Kalau itu sebenernya saya bisa mengendalikan sendiri. Pikiran-pikiran bunuh diri itu memang selau terlintas setiap hari, tapi saya tahu saya gak akan melakukannya karena memang saya tidak berniat untuk itu, hanya sekadar pemikiran yang biasa lewat." Lalu pembahasan kami beralih ke pikiran negatifku yang lain. Yang sangat banyak. Tapi saat itu aku sadar, kalau sebenarnya aku capable untuk memilih . Ternyata aku bisa dengan sadar memilah hal-hal yang menjagaku tetap dalam koridor yang tepat, dalam kasusku, menahan diri untuk tidak mati. Jumat lalu kebetulan baca arti Al-Kahfi, di ayat 29 ada potongan, "...Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir. Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta...